Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang demikian pesat telah membawa perubahan besar dalam setiap sektor kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Dengan kemajuan TIK ini, semua aspek telah bergeser ke arah digitalisasi. Nadiem Makarim, Mendikbudristek era Pemerintahan Presiden Joko Widodo (2019-2024), mengartikan digitalisasi pendidikan sebagai penggunaan dan penerapan teknologi bukan hanya dalam sistem pembelajaran, tetapi juga pada bagian belakang layar, seperti metode pengajaran oleh guru (Ali, A., 2020).
Program digitalisasi pendidikan, yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi berawal pada tahun 2019, bertujuan untuk memanfaatkan perkembangan TIK dalam berbagai aspek pembelajaran. Digitalisasi pendidikan menghadirkan metode pembelajaran baru yang berpusat pada siswa, menggunakan multimedia, mendorong kolaborasi, pertukaran informasi, serta mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah. Seiring dengan hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi meluncurkan program Akun Pembelajaran belajar.id yaitu sebuah akun Google for Education yang diberikan kepada peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan dari berbagai satuan pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SLB, dan Kesetaraan. Dengan akun belajar.id ini, setiap warga satuan pendidikan bisa mengakses berbagai kebutuhan kegiatan belajar mengajar. Mulai dari mengakses platform Kemdikbudristek sampai beragam aplikasi yang akan memudahkan kegiatan belajar mengajar, baik secara tatap muka ataupun jarak jauh.
Banyak fitur Google yang bisa dimanfaatkan dari akun belajar.id, jadi akun belajar.id ini tidak sekedar sebuah surat elektronik (email) semata, tetapi sangat beragam sehingga pemanfaatannya sangat luas untuk keperluan pembelajaran dan untuk media informasi dari satuan pendidikan. Salah satu fitur yang dirasakan belum secara optimal dimanfaatkan oleh satuan pendidikan adalah Google sites. Fitur ini memungkinkan setiap siswa, pendidik dan tenaga kependidikan bahkan satuan pendidikan memiliki sebuah laman website sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran dan juga sebuah sarana mempublikasikan satuan pendidikan kepada stakeholder pendidikan. Fitur ini menjadi alternatif yang cukup efektif dan efisien untuk membuat sebuah website sekolah karena tidak membutuhkan kemampuan codding, desain web ataupun bahasa pemrograman yang rumit.Â
Dengan pemanfaatan fitur ini, diharapkan sekolah dapat membuat konten-konten pembelajaran dan juga menjadi sarana publikasi yang cukup efektif kepada masyarakat dalam rangka mensosialisasikan profil dan kegiatan satuan pendidikan secara lebih luas. Melihat peluang ini maka menjadi suatu kebutuhan bagi setiap satuan pendidikan di lingkup Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis untuk memiliki sebuah website sekolah berbasis Google, dengan pemikiran inilah maka inovasi ini bertajuk CiNgoGo, Sekolah di Ciamis Ngonten di Google.